Friday, April 18, 2014 | By: Unknown

A Little Thing About Karma versi Hindu dan Islam

Sebuah studi banding dari gw hehehheehe

Apakah bener karma itu ada mnurut agama Hindu dan Islam?

Menurut agama Hindu Karmaphala (keyakinan terhadap hukum karma), karmaphala terdiri dari dua kata yaitu karma dan phala, berasal dari bahasa Sanskerta. "Karma" artinya perbuatan dan "Phala" artinya buah, hasil, atau pahala. Jadi Karmaphala artinya hasil dari perbuatan seseorang.
Umat Hindu percaya bahwa perbuatan yang baik (subha karma) membawa hasil yang baik dan perbuatan yang buruk (asubha karma) membawa hasil yang buruk. Jadi seseorang yang berbuat baik pasti baik pula yang akan diterimanya, demikian pula sebaliknya yang berbuat buruk, buruk pula yang akan diterimanya. Karmaphala memberi keyakinan kepada kita untuk mengarahkan segala tingkah laku kita agar selalu berdasarkan etika dan cara yang baik guna mencapai cita- cita yang luhur dan selalu menghindari jalan dan tujuan yang buruk.


Karmaphala adalah konsep dasar dalam ajaran-ajaran agama Dharma. Berakar dari dua kata yaitu karma dan phala. Karma berarti perbuatan/aksi, dan phala berarti buah/hasil. Karma phala berarti buah dari perbuatan yang telah dilakukan atau yang akan dilakukan.
Karmaphala memberi optimisme kepada setiap manusia, bahkan semua makhluk hidup. Dalam ajaran ini, semua perbuatan akan mendatangkan hasil bagi yang berbuat. Apapun yang kita perbuat, seperti itulah hasil yang akan kita terima. Yang menerima adalah yang berbuat, bukan orang lain. Karma Phala adalah sebuah Hukum Universal bahwa setiap perbuatan akan mendatangkan hasil. Dalam konsep Hindu, berbuat itu terdiri atas: perbuatan melalui pikiran, perbuatan melalui perkataan, dan perbuatan melalui tingkah laku, ketiga bagian diatas disebut dengan ajaran tri kaya parisudha dalam ajaran agama Hindu.

Adapun bagia-bagian dari pada ajaran tri kaya parisudha tersebut yaitu:
1. manacika yaitu pikiran yang bersih dan suci
2. wacika yaitu berkata yang benar dan jujur
3. kayika yaitu perbuatan yang benar dan jujur
Dari tri kaya parisudha ini timbul adanya sepuluh pengendalian diri yaitu tiga macam berdasarkan pikiran, empat macam berdasarkan perkataan ada tiga macam lagi berdasarkan perbuatan. Tiga macam yang berdasarkan pikiran adalah tidak menginginkan sesuatu yang tidak halal, tidak berfikiran buruk terhadap mahluk lain dan tidak mengingkari adanya karmaphala. Sedangkan empat macam yang berdasarkan perkataan adalah; tidak suka mecaci maki, tidak berkata kasar kepada mahluk lain, tidak memfiknah dan tidak ingkar kepada janji atau ucapan dan selanjutnya tiga macam pengendalian yang berdasarkan atas perbuatan adalah tidak menyiksa atau membunuh mahluk lain, tidak melakukan kecurangan terhadap harta benda dan tidak berzina.
Ketiganyalah dari tri kaya parisudha yang akan mendatangkan hasil bagi yang berbuatan. Kalau perbuatannya baik, hasilnya pasti baik, demikian pula sebaliknya.
Phala dari karma itu ada tiga macam yaitu:

1.  Sancita Karmaphala ; Phala dari perbuatan dalam kehidupan terdahulu yang belum habis dinikmati dan masih merupakan benih yang menentukan kehidupan kita sekarang/Phala/Hasil yang diterima pada kehidupan sekarang atas perbuatannya di kehidupan sebelumnya.
2.  Prarabda Karmaphala ; Phala dari perbuatan kita pada kehidupan ini tanpa ada sisanya lagi/Karma/Perbuatan yang dilakukan pada kehikupan saat ini dan Phalanya akan diterima pada kehidupan saat ini juga.
3. Kriyamana Karmaphala ; Phala perbuatan yang tidak dapat dinikmati pada saat berbuat sehingga harus diterima pada kehidupan yang akan datang/Karma/Perbuatan yang dilakukan pada kehidupan saat ini, namun Phalanya akan dinikmati pada kehidupan yang akan datang.

Umat sedharma, dengan pengertian tiga macam Karmaphala itu maka jelaslah, cepat atau lambat,dalam kehidupan sekarang atau nanti, segala pahala dari perbuatan itu pasti diterima karena sudah merupakan hukum. Karmaphala mengantarkan roh (atma) masuk Surga atau masuk neraka. Bila dalam hidupnya selalu berkarma baik maka pahala yang didapat adalah Surga, sebaliknya bila hidupnya itu selalu berkarma buruk maka hukuman nerakalah yang diterimanya. Dalam pustaka-pustaka dan cerita- cerita keagamaan dijelaskan bahwa Surga artinya alam atas, alam suksma, alam kebahagiaan, alam yang serba indah dan serba mengenakkan. Neraka adalah alam hukuman, tempat roh atau atma mendapat siksaan sebagai hasil dan perbuatan buruk selama masa hidupnya. Selesai menikmati Surga atau neraka, roh atau atma akan mendapatkan kesempatan mengalami penjelmaan kembali sebagai karya penebusan dalam usaha menuju Moksa.

Karma dlm pandangan Islam

Ini sumber dari sini, berikut penjabarannya mas n mbak broo

Dalam bahasa sansekerta, karma berarti perbuatan.Dalam bahasa sansekerta, karma berarti perbuatan.

Dalam arti umum, meliputi semua kehendak (baik dan buruk, lahir dan batin, pikiran, kata-kata atau tindakan). Karma dikenal juga dengan hukum sebab-akibat. Mereka yang percaya karma yakin bahwa di masa yang akan datang orang akan memperoleh konsekuensi dari apa yang telah diperbuat di masa lalu.

Sepintas ajaran ini mirip dengan Islam, yang mengenal istilah ‘al-jaza’ min jinsil amal’, bahwa hasil itu sepadan dengan usaha yang dilakukan. Padahal ada perbedaan menyolok antara karma
dan kaidah islam tersebut. Karma adalah bagian dari kepercayaan Hindu-Budha. Karma tidak terpisahkan dengan ajaran reinkarnasi, yang menyatakan bahwa setelah seseorang meninggal akan kembali ke bumi dalam tubuh yang berbeda. Jadi, mereka meyakini hidup berulang kali di dunia, mesklipun dengan wujud yang berbeda. Tentang nasib, tergantung karma yang diperbuatnya dikehidupan sebelumnya.

Mari kita belajar Siroh / Sejarah Perjalanan Hidup Nabi yang dilalui dengan kepahitan dan penuh dengan musibah/cobaan. Sejak kecil beliau ditinggal mati oleh Ayahanda, disusul Ibunda Tercinta. Kemudian Saat Dewasa , menyebarkan Risalah Mulia, beliau berulang kali hendak dibunuh, dicederai, bahkan diperangi atau difitnah. Apakah ini suatu "sebab-akibat" atau jika bisa disebut "Karma" ? TIDAK dan jelas bahwa cobaan para Nabi dan Anbiya adalah cobaan paling berat yang diberikan Allah pada manusia dibanding manusia lain. Sudah jelas bahwa Karma tidak dikenal dan tidak diajarkan oleh Rasulullah.

Atau , jika anda membaca berita - berita tentang kaburnya para penjahat koruptor ke luar negeri dan mereka bebas berlenggang dari hukum dunia yang seharusnya menjerat mereka, apakah karena itu mereka bebas dari hukum Allah? artinya penjahat pun juga bisa lepas dari karma (jika memang ada manusia percaya karma, karena para koruptor ini sedang bersenang-senang di dunia, diakhirat mereka akan dibalas dengan hukum Allah dan PASTI mereka tidak bisa lepas dari Azab Allah).

Jadi jelas bukan, bahwa Islam tidak mengenal Hukum Karma. Dan Allah tegaskan dalam Qur'an :

Al-'Imran (3) : 9

رَبَّنَا إِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ لِيَوْمٍ لاَّ رَيْبَ فِيهِ إِنَّ اللّهَ لاَ يُخْلِفُ الْمِيعَادَ 

3.9. "Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya". Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.

Jadi , balasan bagi orang dzalim bisa saja disegerakan di dunia agar segera bertaubat , namun bisa juga diberikan balasan saat di akhirat nanti, demikian juga dengan orang yang berbuat baik. Bisa diberi kebaikan segera oleh Allah didunia tapi juga bisa diberi balasan surga nanti saat di akhirat.

Dalam Islam, musibah yang menimpa, memang kadang bisa diartikan dengan balasan, tapi kadang pula berarti pembersih dosa dan terkadang berarti ujian. Orang yang terlanjur berbuat dosapun tidak menutup kemungkinan untuk bertaubat, sehingga efek dosa bisa tercegah, baik di dunia maupun di akhirat. Wallahu a’lam


Sooo kesimpulannya dari gw yg sok tau sok pintar dan sok bijaksana ini :

Tenang aja dalam Islam ga kenal hukum karma,biar gw aja yg menerimanya.

A little bit pray for laler ijo :
Diujung telapak tanganku, kuserahkan doaku pada Tuhanku, jika karma berkehendak, tidak perlu balas dendam duduk saja, diam dan menunggu, siapapun yang menyakitimu suatu saat akan kacau galau dengan sendirinya, dan bila kamu beruntung Tuhan akan membiarkan kamu melihatnya.

0 comments:

Post a Comment