''Semua orang punya alasan sendiri untuk melukai orang lain
Tak terkecuali engkau...
Silahkan lukai diriku
Aku batu, air, dan angin !
Tetapi bukan api
Aku tak lagi berkata
Aku tidak ada dimana kamu ada
Hanya angka di bawah satu
Musnah aku !"
Adalah sebuah kelopak mata. Kelopak
mata milik perempuan dengan lengkungan sepotong alis lembut. Kelopak mata
ternaung bersama bulu mata lentik alami. Alami tanpa riasan eyeshadow dan
semacamnya itu. Mata yang lugu apa adanya, indah dalam genangan air mata
bening, serta pandangan misterius nan sendu. Dia yang dulu..... Kini kelopak
mata itu sudah dihiasi riasan eyeshadow serta facial ternama yang menjadikan
pipinya merah merona, tampak anggun dengan riasan yang terukir indah dari jari
lentiknya. Dia bahagia sekarang.
Di jemari yang lentik dengan warna orange di kukunya, telah berganti cincin yang setia menemani sejauh
ini, urat urat biru pun bermunculan dari beberapa bagian tangan. Tangan itu
tengadah setengah membuka dengan postur sedemikian rupa layaknya jemari seorang
penari. Ironisnya, dari jemari itu berlumur darah segar yang sebagian masih
menodai ujung ujungnya dan sebagian lagi jatuh bertetesan melayang diudara
layaknya air mata tadi. Diantara cucuran darah itu, ada seonggok hati manusia yang
hancur berserakan. Sebagian serpihannya masih melayang, sedangkan serpihan
lainnya telah jatuh tercecer berserakan bersama asa dan harapan seorang lelaki
yang terkapar di sebelahnya. Dan tangan perempuan itu sedang membuang sekeping
hati yang hancur !
"Love Kill Twice
your heart and your body"
die-
1 comments:
Terima kasih untuk balasan bwt aku yang aku rasa ngga setimpal tapi 1000x lebih sakit dari yang kamu rasain dulu. Terima kasih dan mudah2an mengobati semua dendam mu sama aku
Post a Comment